Selasa, 23 Oktober 2012

Metode Riset : Latar Belakang Masalah Jurnal


Nama : Fanny Rindayani
NPM  : 12210599
Kelas : 3 EA 13

Tema: Keputusan Pembelian Terhadap Kartu Operator Seluler


Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknolgi dan industry membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia serta pada dunia usaha. Dengan banyaknya ragam usaha yang bermunculan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar mengakibatkan adanya persaingan-persaingan yang terjadi, begitu pula denga industry telekomunikasi Indonesia.
Di Indonesia tercatat ada 11 penyedia jasa layanan telekomunikasi antara lain adalah Telkom, Telkomsel, Indosat, XL axiata, Natrindo Telepon Seluler, Hutchison CP Telecom Indonesia, Bakrie Telecom, Mobile-8 Telecom, Smart Telecom, Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, dan Batam Bintan Telekomunikasi. Dari perincian data hasil penjualan juga diketahui bahwa yang menempati urutan tiga teratas untuk produk kartu ponsel prabayar yaitu kartu Simpati kemudian kartu IM3, dan kartu XL. Pada urutan pertama kartu Simpati dengan hasil penjualan sebesar Rp 455.687.931,- kemudian IM3 tercatat sebesar Rp 264.936.561,- dan kartu XL sebesar Rp 231.517.135,-.
Dari gambaran yang terdapat diatas dapat dilihat bahwa, tiga jenis produk kartu ponsel tersebut telah berhasil mendapatkan perhatian dimata konsumen. Keberhasilam tersebut tak terlepas dari peran para produsen kartu ponsel dalam menjalankan strategi-strategi pemasarannya. Adapula yang berasal dari dalam diri konsumen untuk membentuk  pola pembelian.

Metode Riset : TEMA JURNAL


Nama : Fanny Rindayani
NPM  : 12210599
Kelas  : 3 EA 13

Tema: Keputusan Pembelian Terhadap Kartu Operator Seluler

Pada masa ini, peranan Handphone Celullar menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan bagi peradaban masa kini, karena itulah muncul berbagai kartu operator selular yang menjadi satu kesatuan dengan handphone. Karena banyaknya kartu operator selular yang muncul maka menjadi suatu kesulitan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan tersebut agar konsumen tetap membeli dan menjadi pelanggan bagi kartu operator selular. Bukan hanya tingkat pelayanan yang menjadi acuan keputusan pembelian terhadap kartu operator selular melainkan juga harga yang murah, jaringan kuat dan iklan yang mempengaruhi orang agar melakukan pembelian kartu operator selular tersebut. Maka dari itu perusahaan tersebut perlu mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen agar terjadi keputusan pembelian.

Metode Riset : Analisis Jurnal 3


Jurnal 3

Judul, Nama, Tahun:
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU SELULER IM3 VERSI “IM3 SERU GRATIS GAK ABIS ABIS”, Vannia Ariestya, 2012.

Tema: Keputusan Pembelian Terhadap Kartu Operator Seluler

Latar Belakang:
Menghadapi era globalisasi menuntut semua sektor bisnis harus memiliki strategi agar dapat bersaing dengan para pesaing lainnya. Salah satunya dengan memperkenalkan produk melalui periklanan. Bagi masyarakat, tanpa iklan akan membawa dampak kurangnya informasi tentang produk yang ditawarkan di pasar. 

Masalah:
1. Bagaimana  brand image iklan  Kartu Seluler IM3 dalam benak mahasiswa di kampus IPB?
2. Bagaimana iklan  Kartu Seluler IM3 mampu mengkomunikasikan pasannya yang efektif kepada mahasiswa di kampus IPB?
3. Bagaimana pengaruh  iklan Kartu Seluler IM3 tersebut dalam mempengaruhi keputusan pembelian mahasiswa di kampus IPB?
4. Bagaimana pengaruh hubungan karakteristik perilaku menonton televisi terhadap keputusan pembelian mahasiswa di kampus IPB?

Tujuan:
1. Mengetahui  brand image iklan  Kartu Seluler IM3 dalam benak mahasiswa di kampus IPB
2. Menganalisis keefektifan dalam mengkomunikasikan iklan  Kartu Seluler IM3 kepada mahasiswa di kampus IPB
3. Menganalisis pengaruh iklan Kartu Seluler IM3 terhadap pengambilan keputusan pembelian mahasiswa di kampus IPB
4. Menganalisis pengaruh hubungan karakteristik perilaku menonton televisi terhadap keputusan pembelian mahasiswa di kampus IPB

Metodologi Penilitan:
1. Data dan Sumber Data
Penilitan ini menggunakan data primer berasal dari angket (kuesioner) yang disebarkan kepada responden. Data sekunder dari penelitian ini bersumber dari situs internet, hasil penelitian individual obsevator lain, kepustakaan dan lainnya.
2. Sample dan Populasi
Pada penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel dengan non probality sampling dengan teknik quota sampling. Non probality sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel.  Quota sampling digunakan apabila untuk mengkaji suatu fenomena dari beberapa sisi, responden yang akan dipilih adalah orangorang yang diperkirakan dapat menjawab semua sisi itu (Umar, 2003). Populasi mahasiswa program strata-1 IPB reguler dimulai dari semester 3 hingga semester 8 2011.
3. Pengolahan dan Analisis Data
Uji Validitas dan Reabilitas pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan reabilitas. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Skala Pengukuran peneliti menggunakan Skala Likert, yang berhubungan dengan pernyataan tentang seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik (Umar, 2003).
Pengukuran Efektifitas Iklan dengan EPIC model yang diolah dengan menggunakan Analisis Tabulasi Sederhana dan Penghitungan Rata-rata Terbobot (Durianto dkk, 2003)
Pengukuran Efektifitas Iklan dengan DRM digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah iklan yang berkaitan dengan kemampuan iklan untuk menarik perhatian konsumen.
Uji Chi-Square penelitian ini dilakukan uji  Chi-Square karakteristik perilaku menonton televisi dengan keputusan pembelian, dengan karakteristik durasi menonton telvisi, kebiasaan menonton televisi, frekuensi menonton televisi dan kebiasaan menonton iklan.

Hasil Analisa
Kartu Seluler IM3 telah menjadi top of mind pada benak konsumen, selanjutnya untuk brand recall, IM3 menduduki posisi kelima setelah Kartu Seluler Axis. Hal ini membuktikan bahwa Kartu Seluler IM3 memiliki posisi puncak pikiran dan memiliki citra di benak konsumen, dengan demikian Kartu Seluler IM3 cukup dikenal masyarakat dan hal ini menjadi peluang bagi Indosat untuk meningkatkan pangsa pasar di Indonesia. Pengukuran efektivitas iklan dengan menggunakan EPIC  Model menunjukan bahwa iklan Kartu Seluler IM3 dinilai telah efektif. Hasil tersebut menunjukan bahwa kinerja dari iklan belum cukup maksimal.

Rekomendasi
Iklan IM3 “IM3 Seru Gratis Gak Abis Abis” telah terbukti efektif di kampus IPB dan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian kepada responden, maka sebaiknya produsen terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas iklan agar lebih efektif. Pada dimensi persuasif hasil menunjukan cukup efektif, sebaiknya perusahaan berusaha untuk lebih meningkatkan kualitas iklan agar 69 konsumen lebih tertarik membeli produk dan mengajak rekan untuk mnggunakan produk Kartu Seluler IM3.


Sumber:

Metode Riset : Analisis Jurnal 2


JURNAL 2

Judul, Nama, Tahun
ANALISIS FAKTOR PRIBADI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN MEMPERGUNAKAN KARTU XL PADA MAHASISWA S1 EKSTENSI MANAJEMEN USU, Hetty Putri Sipatuhar, 2009.

Tema: Keputusan Pembelian Terhadap Kartu Operator Seluler

Latar Belakang:
Ada banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi, khususnya jasa telekomunikasi bergerak (seluler) atau sebagai salah satu operator GSM (Global System Mobile) yang menggunakan kartu telepon. Salah satunya adalah PT Excelcomindo Pratama, Tbk.

Masalah:
Apakah faktor pribadi dan faktor psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan proses keputusan konsumen mempergunakan kartu XL pada mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen USU.

Tujuan:
Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen yang mendasari proses keputusan konsumen mempergunakan kartu XL pada mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen USU.

Metodologi Penilitian:
1. Data dan Sumber Data
Penulis menggunakan metode primer dimana penulis memberikan kuesioner dan wawancara dan menggunakan metode sekunder dimana penulis mempelajari berbagai tulisan untuk mendukung penelitian.
2. Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Universitas Sumatra Utara stambuk 2005, 2006, 2007, dan 2008. Pada penelitian ini sample diambil dengan menggunakan metode Accidental Sampling yaitu tehnik penentuan sample berdasarkan kebetulan.
3. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan Analisis Deskriptif dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menginterprestasikan data, selain itu juga menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variable bebas (pribadi dan psikologis) terhadap variable terikat (proses keputusan konsumen).

Hasil Analisis:
Secara serentak variable faktor pribadi dan faktor psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen mempergunakan kartu XL pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen USU.

Rekomendasi:      
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut keputusan konsumen terhadap kartu XL dengan  faktor lain selain yang telah diteliti pada penelitian tersebut.

Metode Riset : Analisis Jurnal 1


JURNAL 1

Judul, Nama, Tahun:
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU SIMPATI, Aziz Husyairi, 2006.

Tema: Keputusan Pembelian Terhadap Kartu Operator Seluler

Latar Belakang:
Perkembangan teknologi yang pesat di abad 21 berdampak pada semua bidang kehidupan termasuk bidang komunikasi. Selain kecanggihan dan kelengkapan fitur dari merek ponsel sendiri, peranan perusahaan penyedia jasa operator sebagai penghubung antar jaringan juga tidak kalah pentingnya. Tanpa adanya perusahaan penyedia jasa operator, maka telepon seluler tidak akan berfungsi karena keduanya merupakan barang yang tidak dapat dipisahkan.

Masalah:
1. Bagaimana karakteristik mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di Institut Pertanian Bogor ?
2. Bagaimana proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di Institut Pertanian Bogor ?
3. Atribut-atribut dominan apakah yang mempengaruhi keputusan pembelian mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di Institut Pertanian Bogor ?
4. Bagaimana sikap dan perilaku mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor sebagai konsumen kartu simPATI ?

Tujuan:
(1) Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa S1 sebagai  konsumen kartu simPATI di IPB
(2) Menganalisis proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di IPB
(3) Mengidentifikasi atribut dominan yang dimiliki kartu simPATI
(4) Menganalisis sikap  dan perilaku mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di IPB

Metodologi Penelitian:
1. Data dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode primer (observasi dan survey) dan menggunakan metode sekunder ( melalui studi kepustakaan)
2. Sample dan Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa S1 IPB meliputi delapan fakultas dan Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Jumlah contoh yang diambil sebanyak 100 responden (pembulatan ke atas). Penarikan contoh dilakukan dengan metode nonprobability digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen dan menganalisis proses keputusan pembelian kartu simPATI.
3. Metode Analisis
Metode yang digunakan menggunakan uji instrument, analisis tabulasi deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen dan menganalisis proses keputusan pembelian kartu simPATI, Metode Importance-Performance Analysis digunakan untuk menetapkan tingkat kepentingan dan kepuasan atribut, Analisis komponen utama digunakan untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi responden dalam mengambil keputusan, Analisis multiatribut Fishbein dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis sikap dan perilaku konsumen kartu simPATI.

Hasil Analisis:
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sinyal dan jaringan dianggap sebagai atribut paling dominan karena mempunyai nilai tingkat kepentingan dan kepuasan tertinggi.

Rekomendasi:
Diharapkan penelitian selanjutnya perlu melakukan analisis terhadap kartu seluler GSM lainnya selain kartu simPATI khususnya yang berbasis CDMA karena bisnis seluler CDMA mulai berkembang di Indonesia.

Sumber: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10335/H06kah.pdf?...3

Kamis, 11 Oktober 2012

PERILAKU KONSUMEN (BAG.4)


Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian


Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).

Penentuan Alternatif Pilihan
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:

1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.

2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.

3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.

4. Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

Menaksir Alternatif Lain
Jika anda akan membeli sebuah produk sebut saja Handphone, Anda mungkin akan membandingkan harga, spesifik, dan fitur yang ada di Handphone tersebut.

Menyeleksi Aturan Pengambilankeputusan
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian atau dikonsumsi oleh kpnsumen, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.

PERILAKU KONSUMEN (BAG.3)


Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen

Model Proses Pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya.
Secara umum ada tiga cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen, yakni:
·         Economic Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alas an ekonomis dan bersifat lebih rasional.
·         Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya
·         Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktos ekonimis rasional dan  psikologis.


Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah  (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori internal dan berdasarkan pengalaman orang lain eksternal
3.Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
 4.Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
 5.Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.


Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan
2.Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
·         Motivasi (motivation) :Suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
·         Persepsi (perception)   : Hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap pengalaman tersebut.
·         Attitude Formation     : Penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerinkan sikap suka/tidak suka seseorang terhadap suatu hal.
·         Integrasi (integration) : Kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi adalah respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
·         Pembelajaraan (learning) : Proses yang dilakukan oleh seseorang setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.


Pembelian
Struktur Keputusan Membeli
Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain seperti membeli kamera, pakaian, dan buku
2. keputusan tentang jenis produk
 Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu  . Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap.
3. keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.
4. keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli di toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.
6. keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli, Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran


Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
·         untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat   yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
·         perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.          Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan     transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket       transportasi di hari raya tersebut.
·         pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan     memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan          ide dengan lebih cepat dan efektif.

PERILAKU KONSUMEN (BAG.2)


Segmentasi  Pasar dan Analisis Demografi

Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.

Segmentasi dan Kepuasaan Konsumen
Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan.

Segmentasi dan Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
a. Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
b. Fokus Pada “Core Business” Terpenting Anda
Apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.
c. Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
d. Pertajam Kecerdasan Organisasi
Apakah organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
e. Kompensasi Yang Sesuai
Manusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.

Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
• Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.

Penggunaan Segmentasi dalam Strategi Pemasaran
Strategi Pemasaran yang Berbeda (Differential Marketing) adalah menentukan target beberapa segmen dengan menggunakan bauran pemasaran individual.
Strategi Pemasaran Terpusat (Concentrated Marketing) adalah menentukan target hanya satu segmen dengan satu bauran pemasaran unik.
Kontrasegmentasi adalah usaha untuk mengetahui kebutuhan yang lebih umum dan karakteristik konsumen yang akan diterapkan kepada anggota dua segmen atau lebih, dan menggabungkan kembali segmen-segmen itu ke dalam satu segmen yang lebih luas.


Rencana Perubahan

Analisis konsumen dan kebijakan sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.
Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.


Perubahan struktur pasar konsumen
Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:
a. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain
b. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.
 c. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya
d. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.

PERILAKU KONSUMEN (BAG.1)


PENDAHULUAN


Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaanyang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevakuasi dan membuang produk dan atau jasa setelah di konsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan atau jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk dan atau jasa. Pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk dan akhirnya membuang produk setelah di gunakan. Dalam hal ini konsumen akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang pembelian dan konsumsi yang mereka terapkan pada perilaku yang berhubungan di masa akan datang.

Pemikiran yang benar tentang konsumen
Konsumen merupakan raja,itu merupakan pepatah yang sudah tidak asing lagi,  oleh sebab itu penjual harus bersikap sopan kepada pembeli untuk memuaskan kebutuhan konsumen tersebut.

Penelitian konsumen sebagai  bidang yang dinamis
 Perilaku konsumen dikatakan dinamis dikarenakan proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya.