Selasa, 01 Mei 2012

Contoh Kasus Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional, pada berbagai aspeknya, sering menggelisahkan kita, akhir-akhir ini. Padahal, sebagai satu-kesatuan, kita tidak pernah merasa lemah atau rapuh. Nasionalisme kita tak pernah surut. Kita bahkan tak jarang over reactive ketika merasa dilecehkan. Masih ingat bagaimana reaksi berbagai elemen masyarakat ketika seorang ofisial olahraga kita dianiaya petugas keamanan Malaysia di Kuala Lumpur? Itu sekadar contoh tentang semangat dan motivasi warga negara untuk melindungi berbagai hal yang berbau kepentingan nasional. Kita juga marah-marah ketika tetangga mengklaim beberapa karya budaya nasional sebagai milik mereka.
Namun, kita juga menghadapi fakta bahwa pada beberapa aspek lainnya, ketahanan nasional terkesan rapuh. Hal yang paling sering disoroti para ahli akhir-akhir ini adalah lemahnya ketahanan nasional di bidang ekonomi. Kekuatan asing tak hanya menguasai saham perusahaan-perusahaan terkemuka di dalam negeri, tetapi juga mengintervensi kebijakan di bidang ekonomi. Sistem nilai dalam budaya ketimuran juga nyaris sirna, diterjang cara pandang yang entah diadopsi dari mana. Paling menakutkan adalah serangan narkotika dan obat-obatan (narkoba) terlarang terhadap generasi muda masa kini. Entah seperti apa masa depan ketahanan nasional, ketika generasi muda masa kini terus-menerus dilumpuhkan oleh narkoba. Jangan pernah menyalahkan orang luar, karena sekelompok orang dalam masyarakat kitalah yang menjadi pemeran utama dalam proses penghancuran masa depan generasi muda kita masa kini.
Perilaku korup manajemen pemerintah menimbulkan daya rusak amat masif terhadap ketahanan nasional kita. Budaya korupsi tak hanya merugikan rakyat, tetapi juga menjadikan negara nyaris kehilangan daya untuk merespons berbagai masalah, terutama kemiskinan dan pengangguran. Bukan mengada-ada jika kita harus mengatakan bahwa ketahanan nasional kita sedang dihadapkan pada masalah amat serius. Semua variabel masalah yang memperlemah ketahanan nasional itu harus direspons dengan tegas dan bijaksana. Perangi peredaran narkoba tanpa kompromi. Berangus budaya korupsi dengan sanksi-sanksi yang berefek jera.
Pekan-pekan ini, isu tentang ketahanan nasional terfokus pada rencana penggantian Panglima TNI. Presiden telah mengusulkan kepada DPR untuk mengangkat Jenderal TNI Djoko Santoso menjadi Panglima TNI yang baru menggantikan Marsekal TNI Joko Suyanto. Penunjukan itu berdasarkan surat R65/Pres/XI/2007 yang diserahkan ke DPR pada Senin (26/11). Jumat (30/11) kemarin, Presiden memanggil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Djoko Santoso. Presiden minta agar mempersiapkan diri menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) pada 3 Desember 2007 di DPR.